• Posted by : Ridwanaji Minggu, 18 November 2018

    Di zaman sekarang ini, kartu kredit sudah sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia. Tidak seperti dulu, memiliki kartu kredit bukan merupakan hal yang aneh dan bisa dibanggakan, sebab sudah banyak orang sudah memiliki kartu kredit. Namun apakah Anda sudah mengetahui bagaimana dulunya kartu kredit itu lahir? Bagaimana kartu kredit itu bisa berkembang hingga sekarang ini? Anda sangat beruntung, karena di sni kami akan mengulas tentang sejarah dan perkembangan kartu kredit. Tidak susah untuk menelusuri bagaimana sejarah dan perkembangan kartu kredit. Banyak referensi yang bisa ditelusuri untuk memahami bagaimana perkembangan alat ini.

    Kono,, kartu kredit yang dulunya belum lahir itu sudah bisa diramalkan oleh Novelis terkenal bernama Edward Bellamy. Dalam karya novelnya yang berjudul “Looking Backward”. Dia selalu mengungkapkan istilah kartu kredit hampir sebanyak 11 kali. Banyak orang menganggap bahwa inilah cikal bakal kelahiran ide untuk membuat kartu kredit.

    Perkembangan Kartu Kredit di Dunia

    Mungkin sekitar tahun 1900-an, beberapa perusahaan seperti SPBU dan supermarket di Amerika serikat sudah memperkenalkan praktek kredit seperti lewat kartu belanja yang biasa digunakan oleh para pelanggan mereka.

    Kartu ini sengaja diterbitkan oleh perusahaan dan hanya berfungsi sebatas kartu member saja. Dengan harapan konsumen menjadi lebih loyal, manajemen perusahaan pun lebih rapih untuk mengurus semua data konsumen yang nantinya akan dijadikan sebagai data marketing.

    Mulai di tahun 1946 mulailah lahir sistem pembayaran kredit yang dipelopori oleh institusi perbankan di Amerika Serikat. Bankir bernama John Biggins dari Flatbush National Ban of Brooklyn melahirkan sistem ini dengan nama “Charge It”. Sistem ini dibuat untuk mempermudah nasabah dalam melakukan aktivitas transaksi di berbagai toko atau merchant yang juga merupakan nasabah bank tersebut.

    Diners Club Card


    diners club card




    Perkembangan selanjutnya adalah ditandai dengan kelahiran Diners Club Card. Kartu ini lahir pada tahun 1949. Ditemukan secara tidak sengaja oleh Frank McNamara yang ketika itu sedang melakukan malam makan di restoran mewah. Ketika sudah beres makan, tagihan datang dan ia tidak bisa membayar karena dompetnya ketinggalan. Nah untuk mengatasi masalah ini, dia membuatkan kartu unik tersebut sebagai pengganti dari pembayaran tunai. Diners Club Card ini serupa dengan kartu Charge. Dan dari sinilah cikal bakal kelahiran kartu kredit yang kita kenal sekarang ini.

    Sejak tahun 1951, Diners Club Card makin marak digunakan banyak orang dan begitu terkenal di Amerika Serikat. Di tahun itu juga ditemukan bahan untuk membuat kartu Diners Club Card. Bahannya itu dari plastik, sebab sebelumnya kartu itu terbuat dari bahan dasar kertas.

    Kinerja American Express, Visa, dan MasterCard


    American Express, Visa, dan MasterCard




    American Express melihat peluang bagus ini. Ketika semua orang ramai menggunakan kartu Diners Club, American Express juga tidak mau kalah untuk menerbitkan kartu serupa. Kartu terbitannya itu bernama AMEX (American Express) dan berjenis seperti kartu Charge.

    Perkembangan selanjutnya, barulah lahir kartu kredit seperti yang kita kenal sekarang. Kartu kredit pertama diterbitkan oleh Bank of America (VISA). Dan baru lah pada tahun 1960-an, terjadi ekspansi dan edukasi secara besar-besaran tentang manfaat dari kartu kredit ini hingga semua sudah paham dan mengerti tentang kegunaan alat transaksi ini. Dan barulah sekitar tahun 1970-an, Amerika mulai menetapkan regulasi kebijakan penggunaan kartu kredit. Aturannya pun semakin jelas, tujuannya agar bisnis ini tumbuh subur. Nah dari sinilah perkembangan kartu kredit mulai merambah ke berbagai belahan negara lainnya, seperti ke Eropa, Arab, Afrika, Australia, Asia, hingga sampai ke Indonesia.

    Perkembangan Kartu Kredit di Indonesia


    Perkembangan Kartu kredit 



    Kartu kredit sudah mulai berkembang di dunia, seperti di Amerika Serikat hingga Asia, Eropa, Australia, hingga akhirnya sampai ke Indonesia. Masuknya kartu kredit ke Indonesia ini tidak bisa kita tolak, sebab ini berkaitan dengan perkembangan teknologi dan informasi. Dan juga keberadaan kartu kredit secara nyata sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia, apalagi bagi mereka yang hidupnya di kota-kota besar.

    Pertama kali kartu kredit yang masuk ke Indonesia terjadi sekitar tahun 1980-an. Diperkenalkan oleh Bank Duta yang pada saat itu menjalin kerjasama dengan VISA dan MasterCard International. Bank Duta merupakan bank yang pertama kali menerbitkan dan memasarkan kartu kredit di Indonesia. Dulu kartu kredit terbitan bank Duta ini ditujukan secara khusus bagi nasabahnya sendiri dan tidak bebas bagi kalangan umum. Berbeda dengan sekarang, di mana kartu kredit bisa digunakan oleh siapa saja. Dulu, target market dari bisnis kartu kredit ini hanya ditujukan kepada kalangan orang kaya, pengusaha, pejabat, dan orang-orang kelas atas lain.

    Sekarang, keberadaan Bank Duta hanyalah sebuah nama dan sejarah saja. Walaupun bank Duta menjadi bank pertama yang menerbitkan kartu kredit, nyatanya dia tidak bisa bertahan lama. Tahun berganti tahun, para pemain baru mulai bermunculan. Seperti BCA, Citibank, Hong Kong Bank, dan lainnya. Citibank yang kita kenal sekarang ini berbeda dengan dulu. Pertama kali Citibank datang ke Indonesia, masih menggunakan logo dan nama City Bank. Namanya itu seperti mendeskripsikan akan sebuah kota besar dengan penduduknya yang sangat padat.

    Citibank memfokuskan bisnisnya pada produk kartu kredit. Sehingga tidaklah heran jika Citibank selalu meraih prestasi perbankan, banyak mendapat keuntungan, dan terkenal ke berbagai negara di dunia. Pada  tahun 1990-an, bisa dibilang sudah banyak orang yang memiliki kartu kredit Citibank. Mereka seakan sangat bangga jika memiliki kartu ini. Sebab kartu ini susah didapatkan, harus melalui proses persetujuan yang panjang dan sulit. Ditambah target pasarnya yang hanya ditujukan bagi kalangan atas. Jadi, di tahun itu, ketika seseorang memiliki kartu kredit Citibank, akan sangat bangga memilikinya. Sampai ada istilah, "belum punya kartu kredit Citibank, berarti belum punya kartu kredit".

    Hal ini memang benar adanya, sebab nama Citibank sangat disegani banyak orang. Citibank sangat unggul dalam berbagai hal, termasuk unggul dalam manajemen perbankan yang tidak ada saingannya. Bahkan bank-bank swasta nasional atau bank-bank BUMN pun terpaksa harus merekrut beberapa eksekutif Citibank supaya bisa bekerja sebaik bank itu. Hal ini bertujuan agar etos kerja manajemen perbankan dari Citibank bisa tertular dan membesarkan bank-bank lainnya. Tetapi lama-lama nama Citibank mulai meredup. Ditambah banyak kasus yang terjadi pada Citibank, seperti kasus nasabah yang tewas di tangan debt collectornya, dan juga kasus Malinda dee.

    Dan saat ini, orang-orang bisa dibilang sudah tidak begitu bangga lagi memiliki kartu kredit Citibank. Banyak yang mungkin merasa malu karena nama Citibank saat ini sudah terkenal dengan konotasi negatif. Bahkan sempat ada lelucon yang sangat ramai dibicarakan orang-orang, "jalan menuju surga gampang, tinggal ngemplang kartu kredit Citibank."

    Meski sempat  terpuruk, tapi perlahan Citibank mulai memperbaiki kinerjanya. Hal ini memang harus dilakukan karena sekarang sudah bermunculan pesaing berat di bisnis kartu kredit seperti dari BCA, Bank Mandiri, BNI, Bank ANZ, dan lainnya yang menawarkan kartu kredit kepada semua kalangan, tidak terbatas bagi nasabahnya saja. Karena sudah begitu sering memakai dan mengenal kartu kredit, maka memiliki kartu kredit di zaman sekarang bukanlah suatu kebanggan.

    0 komentar

  • Copyright © 2013 - Nisekoi - All Right Reserved

    Just for Share Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan